search in here

Kamis, 29 November 2012

Ketika pupus benar-benar pupus

Entah apa yang coba ditorehkan dalam latar putih ini..
Entah apa yang terjadi pada benak seorang pemimpi. Ketika waktu itu hampir singgah, ia mengerjapkan matanya. Tak percaya..

Apa yang telah ia perjuangkan itu mungkin sirna tanpa bekas, tanpa sisa.
Apa yang ia telah janjikan pada dirinya bahwa ia tidak akan berhenti berjuang itu seperti tidak pernah terlontar dari bibirnya.
Saat itu, ia tidak menangis, tidak pula tertawa seperti yang lainnya. Ia hanya terdiam dengan bibir tertutup rapat, terkunci. Ponsel itu tidak henti-hentinya berdering, namun ia diam.
Helaan nafas berat yang dialaminya saat itu mungkin yang terberat..
Kerjapan mata pada saat itu terasa pedih, sampai kehati.
Mungkin yang ia coba rasakan adalah pedih dimata yang turun sampai menimbulkan pedih dihati.
Tak tahu lagi harus berkata apa, dan tidak tahu lagi apa yang ada dalam sel otaknya.
Banyangan itu selalu muncul!
Harapan yang tidak pernah ada.

Saat itu ia hanya terdiam, namun sekali lagi ia mencoba. Hidup hanya sekali, untuk apa takut?
Ya! Ternyata ia harus terjatuh lagi, kali ini lebih dalam..lebih sakit rasanya.
Seperti masuk kedalam kotak pesulap gadungan bersenjatakan pisau tajam yang menikam, atau lebih tepatnya seperti mengikuti kontes fear factor dan gagal..total.
Sama hal nya dengan mencampurkan air pada tablet aspirin.....hancur..pudar..tak akan kembali..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar